Minggu, 31 Maret 2013

Jalur Pendakian Gunung Sindoro Via Bansari



Jalur Pendakian Gunung Sindoro via Bansari, Temanggung, Jawa Tengah

Mendengar jalur pendakian Gunung Sindoro, mungkin langsung terlintas di benak para pendaki adalah jalur pendakian via Kledung dan jalur Tambi, Dieng. Kedua jalur tersebut adalah jalur yang sangat umum dilalui pendaki untuk mendaki Gunung dengan ketinggian 3153 mdpl ini. Jalur Kledung sering dipilih oleh para pendaki karena titik awal pendakian yang mudah dijangkau oleh kendaraan umum, terletak sekitar 500 m dari jalan raya Temanggung-Wonosobo. Kemudian jalur Tambi juga sering dipilih lantaran dekat dengan kawasan wisata Dieng, Wonosobo.
Dalam perkembangannya, jalur pendakian di gunung Sindoro telah bertambah. Salah satu jalur yang kami perkenalkan disini adalah jalur Bansari, Temanggung, Jawa Tengah. Terletak di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, merupakan kecamatan baru hasil pemekaran dari Kecamatan Parakan. Mayoritas penduduk disini bekerja sebagai petani. Didukung dengan hawa pegunungan yang sejuk, daerah ini juga menjadi salah satu penghasil tembakau terbaik di Indonesia.
Pendakian melalui Jalur Bansari diawali dari basecamp KOMPAS Bansari yaitu OPA yang mengelola jalur Bansari tersebut. Kemudian tantangan dimulai ketika kita berjalan kaki menyusuri jalanan berbatu diantara rumah-rumah penduduk dan ladang pertanian yang panjang. Setelah berjuang melalui jalan berbatu, tibalah di pertigaan jalur. Dimana apabila mengikuti jalan berbatu, kita akan kembali lagi ke pemukiman penduduk. Untuk melanjutkan perjalanan, tinggal mengikuti jalur tanah yang mengarah ke atas atau ke arah barat. Di persimpangan ini juga terdapat pos 1 Sedempul, sebuah bangunan beratap yang dapat dimanfaatkan untuk beristirahat.
Jalur Bansari mempunyai 6 pos. Yaitu Pos Sedempul, Turunan, Tunggangan, Saoma, Mlelan, dan Manisrejo.
Untuk gambaran umum jalur, dari pos Sedempul ke pos Tunggangan merupakan hutan milik perhutani. Kemudian dari pos Tunggangan ke pos Saoma merupakan daerah hutan lindung. Antara pos Saoma dan pos Mlalen adalah perbatasan antara hutan lindung dengan padang sabana, jadi masih ada sedikit pohon disana. Dan dari pos Mlalen ke pos Manisrejo terbentang hamparan padang rumput dan di tumbuhi banyak tanaman edelweis.
(Time rundown antar pos)
Adapun beberapa kelebihan dari jalur bansari ini adalah:
-       Adanya sumber mata air di pos Tunggangan dan pos Saoma.
-       Hutan yang masih cukup lebat dibanding jalur pendakian Gunung Sindoro yang lain.
-        Jalur yang relatif landai.

Sumber mata air di pos Tunggangan, berjarak sekitar 200 m ke arah utara dari bangunan pos. Merupakan jalur sungai yang penuh dengan air di musim hujan(April 2011). Apabila di musim kemarau, tidak ada air mengalir di sungai tersebut, akan tetapi setelah menjumpai bekas aliran tersebut, berjalan kakilah sedikit ke atas mengikuti bekas aliran. Terdapat jumlah air yang lumayan banyak untuk disimpan sebagai persediaan (Juli 2012).
Kemudian menurut info dari pihak KOMPAS Bansari, terdapat pula air di sisi utara pos Saoma. Berjalan menurun sekitar 200 m. Untuk ketersediaan, musim penghujan maupun musim kemarau masih dapat dimanfaatkan(2012).
Akses menuju titik awal Pendakian:

Gambaran Umum Letak Parakan

Menggunakan Transportasi Bus
Dari Bandung:
Bis ‘Budiman’, ‘Sinar jaya’. Jurusan Wonosobo.
Harga tiket: Rp. 60.000(Sinar Jaya)
              Rp. 70.000(Budiman)

Bis dari Bandung-Purwokerto-Parakan.
Bis AC jurusan Bandung-Purwokerto: Rp. 50.000,-
Bis Ekonomi Jurusan Purwokerto-Semarang(turun Parakan): Rp. 25.000,-

Dari Jakarta:
Bis ‘Sinar Jaya’, ‘Pahala Kencana’, ‘Malino Putra’. Jurusan Wonosobo.

Dari Wonosobo, naik bis sedang jurusan Wonosobo-Magelang,atau Wonosobo-Sukorejo. Turun di Parakan. Rp.7000,-

Dari Jogjakarta, turun di Secang, oper bis jurusan Wonosobo/Purwokerto. Turun Parakan.
Dari Semarang, naik Bis Jurusan Semarang-Purwokerto. Turun Parakan.

Angkutan alternatif:
Bis sedang jurusan Magelang-Wonosobo, turun Parakan. Rp 8.000,-
Bis sedang jurusan Ambarawa-Parakan.

Menggunakan Transportasi Kereta
Dari stasiun Lempuyangan/stasiun Tugu Yogyakarta, naik Trans Jogja ke Terminal Giwangan. Naik bis jurusan Semarang. Turun di Secang. Oper bis ke arah Parakan/Wonosobo/Purwokerto.

Peta Akses Dari Parakan ke Bansari



Tiba di Parakan, anda dapat berbelanja keperluan logistik di Pasar Parakan.
Untuk menuju ke basecamp pendakian jalur Bansari, anda dapat menggunakan jasa Angkutan Desa atau Ojek.
Angkutan Desa dan Ojek tersedia di pertigaan antara Terminal dan Pasar Parakan.
Untuk angkutan desa, Rp. 3.000 – Rp 5.000.
Untuk Ojek, Rp. 6.000 – Rp 7.000.

Turun di Masjid Banaran. Berjalan naik sekitar 100m ke arah barat. Di sebelah kanan jalan ada basecamp pendakian Gunung Sindoro. Untuk Informasi pendakian, dapat menghubungi mas Gondez Kompas(085292113893).

Dokumentasi:
Pesona Sumbing Dari Sindoro


Abud
P.VI.008.049.PR

Rabu, 27 Maret 2013

Pendakian Massal PERIMATRIK 2013


Bersua Berlatar Lembahan Edelweiss Papandayan


PERIMATRIK??????   LIIIAAAAAARRRR!!!!
SALAM RIMBA????    LESTARIIIII!!!!!

Pekikan jargon tersebut menambah semangat para peserta pendakian massal PERIMATRIK yang sedang bersiap di kelas dasar H gedung A Kampus IM Telkom. Menjelang keberangkatan ke kota Garut, para peserta sedang sibuk packing dan membagi barang-barang bawaan dengan anggota kelompoknya. Sekitar pukul 03.30, rombongan berangkat ke kota Garut dengan menggunakan bis sewaan.

Jalanan masih lengang dan mataharipun masih malu menampakkan sinarnya ketika rombongan tiba di daerah Cikajang, Garut, Jawa Barat. Perjalanan kemudian diteruskan dengan menggunakan kendaraan pick-up sampai di titik awal pendakian.

Setelah melakukan regristasi dan pemanasan, para peserta kemudian diberangkatkan dengan sistem 2 kloter pemberangkatan. Perjalanan diawali dengan pemandangan tebing batu yang menjulang di sisi jalur. Sungguh pemandangan yang eksotis. Belum selesai dipuaskan oleh pemandangan tebing, landscape perbukitan dan kawah menyambut para peserta pendakian.

Melewati punggungan, lembahan, sungai, dan jalur yang menanjak, akhirnya rombongan tiba di pos Pondok Salada. Hamparan tumbuhan edelweiss sudah bisa ditemui disini, walau sedikit yang menampakkan bunganya. Di Pondok Salada inilah semua panitia dan peserta mendirikan tenda serta sebagai pusat acara pendakian massal kali ini.


camp

Pada malam hari diadakan acara api unggun di tengah lingkaran tenda. Selain perkenalan dari panitia dan peserta, acara juga dimeriahkan dengan games serta pembagian doorprize. Setelah acara api unggun selesai, peserta dikomando untuk segera beristirahat karena esok paginya akan melanjutkan perjalanan ke Tegal Alun.


Pukul 04.00, para peserta dibangunkan untuk melakukan perjalanan ke Tegal Alun serta melihat sunrise. Tegal Alun merupakan lembahan luas yang dipenuhi oleh tumbuhan edelweiss. Pemandangan yang ditawarkan tidak kalah dengan pemandangan di Pondok Salada. Edelweiss disini lebih rapat dan lebih banyak yang bermekaran. Setelah sampai di Tegal Alun, para peserta melaksanakan games yang diadakan oleh panitia yaitu lomba memasak antar kelompok. Cuaca yang cerah turut memeriahkan acara ini.

Lomba Masak

Peserta di sela edelweiss

Dari Tegal Alun, semua kembali ke Pondok Salada untuk bersiap melanjutkan perjalanan pulang. Setelah packing, membersihkan sampah di sekitar tenda, serta pembagian doorprize, semua peserta beserta panitia beranjak turun meninggalkan Pondok Salada.


Sekitar pukul 6 sore, rombongan telah menaiki bis untuk kembali ke kota Bandung dengan membawa kenangan, pengalaman serta kawan-kawan yang baru.

Pendakian Bersama PERIMATRIK.....  Yoowwmmann Gak Niihh???!!



Abud
P.VI.008.049.PR

Jumat, 15 Maret 2013

TULISAN DARI PENDIRI


Perhimpunan Pecinta Alam, adalah bagian dari unit aktifitas yang ada di seluruh institusi pendidikan dan masyarakat umum. Organisasi ini sebagian besar sebagai wadah penyalur hobi kegiatan di alam bebas bagi individu yang memiliki hobi tersebut, tetapi dewasa ini manfaat yang dirasakan atas kehadiaran organisasi ini telah merambah ke segi – segi yang lebih universal. Sebagai contoh, yaitu jika kampus akan mengadakan acara di alam bebas yang membutuhkan keahlian khusus dalam hal kegiatan di alam bebas, maka pihak institusi akan meminta pihak unit Perhimpunan Pecinta Alam untuk turut serta menangani kegiatan tersebut, hal ini merupakan nilai tambah dimana pihak institusi dapat menghemat pengeluaran daripada menggunakan jasa organisasi umum tersebut; adapun jika pihak institusi merupakan sebuah kampus yang masih baru, maka Perhimpunan Pecinta Alam dapat berperan dalam hal memperkenalkan kampus tersebut, misalkan dengan mengikuti lomba panjat tebing di kampus lain; jika Perhimpunan Pecinta Alam tersebut melakukan pendakian ke luar daerah dengan membawa nama almamater kampus maka masyarakat di daerah yang menjadi tempat pendakian akan lebih mengetahui dan mengenal akan keberadaan kampus Perhimpunan Pecinta Alam tersebut.
Manfaat dari kegiatan kami di atas, merupakan sebagian kecil manfaat yang dapat diambil dari berdirinya sebuah Perhimpunan Pecinta Alam pada sebuah institusi pendidikan. Akan muncul lebih banyak lagi manfaat yang dapat diambil dengan berdirinya organisasi tersebut, misalkan ikatan antar individu yang ada di dalam organisasi tersebut tidak hanya ikatan sebatas teman kampus, tetapi juga akan terbentuk ikatan persaudaraan yang tidak gampang dipisahkan oleh siapapun; organisasi ini juga dapat menjadi wahana pembelajaran berorganisasi secara profesional dengan mengambil sebagian ilmu yang didapat dari perkuliahan dan sangat – sangatlah bermanfaat bagi kami.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka kami beberapa individu yang merupakan mahasiswa Institut Manajemen  TELKOM (d/a Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis TELKOM) sepakat menyatukan pemikiran – pemikiran tersebut menjadi sebuah ide untuk membentuk sebuah organisasi Perhimpunan Pecinta Alam yang diberi nama Mahasiswa Penempuh Rimba (MAPURI) – PERIMATRIK
thanks to angkatan pendiri untuk tulisan ini

Pages